Jl. Desa Cipadung Kota Bandung (HUMAS Bagian Tata Usaha) Kepala Kanwil Kemenag Jabar, Drs. H. Ajam Mustajam, M.Si., meminta jajarannya untuk memastikan ASN di lingkungan Kemenag tidak ada yang terjerat rentenir seperti pinjaman online (pinjol) atau bank emok. Karena itu, kesejahteraan mereka harus diperhatikan sebaik mungkin. Jangan sampai ada ASN yang terpaksa harus menjalani pekerjaan sampingan. Hal itu dikatakannya dalam kegiatan Ngariung Sareng Kang Ajam (Ngaeska) di MAN 2 Kota Bandung Jln. Desa Cipadung, Sabtu (26/08/2023). Kegiatan diawali dengan pemberian bingkisan untuk 10 siswa madrasah tersebut yang berprestasi. Bingkisan terdiri dari tas, sepatu, Alqur'an, sarung, kaos kaki, tempat minum dan alat tulis. Hadir pada acara itu Kepala Bagian Tata Usaha Drs. H. Muhammad Ali Abdul Latief M. Ag.; Kepala Bidang Penais Zakat dan Wakaf Dr. H. Ohan Burhan, M. Pd; Kabid Pendidikan Madrasah H. Asep Lukman Hakim, M. Si dan Kabid PAIS Dr. H. Hanif Hanafi; M. Si Kepala Kemenag Kota Bandung Drs. H. Abdurohim; serta Kepala MAN 2 Kota Bandung, Dr. H. Awaluddin Hamzah, M.Ag. “Perhatikan kesejahteraan ASN, terutama para guru. Jangan sampai guru terlalu memperhatikan kepentingan pribadi. Jangan sampai ada guru yang akan mengajar, harus ikhtiar mengojek dahulu. Itu tidak boleh. Harus dipastikan. Maka hadirnya pimpinan itu minimal terwujudnya tiga aspek, yaitu pelayanannya betul, integritasnya terjaga, dan kesejahteraan juga bisa terjamin,” ujar Ajam. Menurutnya, karyawan dari mulai Kanwil Kemenag hingga terbawah, berkomitmen, berintegrasi, satu komando, satu barisan. Karena berada dalam instansi vertikal, suka tidak suka, mau tidak mau, apa saja yang harus dilakukan, tidak mempunyai kebijakan sendiri. Jangankan kepala KUA atau kepala madrasah, bahkan Kakanwil Kemenag pun hanya melaksanakan tugas Menag berdasarkan aturan dan UU yang berlaku di tingkat provinsi. “Paling tidak kita bisa bagaimana mencari solusi, agar karyawan kita itu tidak terjerat hutang. Tidak terlilit dengan persoalan yang sifatnya sepele yang akhirnya akan mengganggu kinerja kita sendiri. Saya ingin, potensi besar yang sangat luar biasa ini ada di setiap bidang/Seksi, dan harus berada di garda terdepan dan teratas,” tuturnya. Satu tahun lebih, kata Ajam, pihaknya mengevaluasi, persoalan dan apa hambatannya, sehingga belum juga beranjak dari pertengahan. Baik dari sisi kualitas SDM, maupun infrastruktur. Dalam kurun waktu tersebut, yang baru bisa dilakukan adalah peningkatan dan penambahan infrastruktur. Sedangkan peningkatan kwalitas SDM itu masih susah. Karena harus mengubah, memaksa karakter budaya yang sehari-hari sudah dilakukan. Namun demikian, mau tidak mau itu semua harus dilakukan. Mutu madrasah Dikatakan Ajam, yang harus dilakukan saat ini meningkatkan mutu pendidikan di madrasah. Dengan demikian, tahun depan prestasi bisa diraih. Sebenarnya mutu SDM Kemenag Jabar berada di atas rata- rata di bandingkan provinsi lainnya. Tetapi ada hal yang tidak dimiliki provinsi lainnya, hal yang menjadi kebiasaan kemenag Jawa Barat yaitu malas. Diungkapkannya, pembangunan MAN Insan Cendekia pembangunannya akan dimulai tahun 2024 mendatang. Setahun kemudian diharapkan sudah bisa dipakai untuk proses belajar mengajar. Pihaknya diberi kewenangan untuk mengakses Madrasah MAN IC, termasuk para guru. Tentu semuanya harus berasal dari Jawa Barat. Hal yang harus dievaluasi dari bidang madrasah adalah berapa guru tetapnya dan berapa guru honorernya. Juga bagaimana proses rekrutmennya. Orang Kementerian Agama, lanjutnya, yang jumlahnya hampir 25 ribu harus menjadi payung teduh untuk umat beragama di wilayahnya masing masing. Dengan tidak membedakan suku budaya dan agama. Sudah sepantasnya berbahagia, hidup nyaman dan tenang bisa berdampingan dengan orang-orang yang berbeda agama. “Kita tidak boleh terbawa dengan arus yang melanggar peraturan dan ketentuan. Kita ini adalah bagian dari pemerintah. Kita ini bagian dari lambang negara. Jadi saya ingin meyakinkan bahwa Kementerian Agama harus menjadi payung teduh di wilayahnya masing-masing. Hadir Melayani Ajam juga meminta seluruh ASN bisa hadir melayani masyarakat dengan menghadirkan kegiatan di media masa. ASN Kemenag yang ada di tengah masyarakat harus menjadi semacam penafsiran nilai-nilai budaya kerja di Kemenag. Dalam dunia informasi saat ini, penyebaran kebaikan bisa dilakukan setiap orang. Karena hampir setiap individu saat ini bersentuhan dengan media sosial. Ini salah satu ladang dakwah yang efektif. Ia mencontohkan hal-hal kecil yang bisa dijadikan konten kebaikan dan dipublikasikan. Misalnya seorang tetangga di sebuah kampung mengetuk rumah ASN Kemenag atau penyuluh agama. Kemudian mohon bantuan berupa doa agar anaknya yang sakit jadi sembuh. Lewat doa-doa ternyata memang sembuh. Contoh lainnya, ada ASN (Kepala KUA) yang mengikuti acara tahlilan atau kegiatan sehari hari yang dianggap kegiatan biasa-biasa saja. Pada kesempatan itulah Kepala KUA bisa memberikan kebijakan Kemenag bagi masyarakat. Ini bisa dijadikan konten. Setiap kabupaten/kota diharapkan bisa membuat konten yang bernilai dan bermuatan pesan kebaikan. Minimal setiap hari satu konten. Jumlahnya akan menjadi banyak dan masif. “Di kab./kota ada berapa ASN, berapa KUA, berapa penyuluh, berapa guru madrasah. Kepala kantor Kemenag tolong berikan motivasi dan tugas kepada para penyuluh, guru, dan KUA untuk membuat konten berisi ajakan kebaikan,” katanya. Jika sekitar 25 ribu ASN Kemenag di Jabar termotivasi dan ditugaskan membuat konten ajakan kebaikan tentang kerukunan umat beragama, misalnya, Insyaallah orang yang mengajak pada kejelekan serta pertengkaran akan terlibas. Hal itu bisa terjadi karena ASN Kemenag hadir aktif di medsos untuk kebaikan. Kontributor : Eva Nurwidiawati Editor : Tri Budiono dikutip dari https://jabar.kemenag.go.id/portal/read/asn-kemenag-jabar-jangan-terjerat-rentenir
Dokumen Standar Layanan Kehumasan
dokumen tentang standar administasi
Khutbah Jum’at Pertama, Menjadi Khalifah وَاِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلٰۤىِٕكَةِ اِنِّيْ جَاعِلٌ فِى الْاَرْضِ خَلِيْفَةً ۗ قَالُوْٓا اَتَجْعَلُ فِيْه
Dina sabaraha kasempeten, sok aya bae santri nu tumanya, naha enya urang teu bisa sukses ? ku naon urang teu sukses dina nyanghareupan kahirupan ? Masalah sarupa kieu, sigana lain ngan saukur masalah nu karandapan ku barudak santri di madrasah. Urang
Ari tarékah (sarat) supaya budak pagegedéanana jadi jelema hadé, tibubudakna kudu cageur, nyaeta henteu réa kasakit dina badanna, henteu apes pancadriana, nya-éta: seukeut deuleu, seukeut ambeu, awas déngé, percéka, padang ati. Saur Radén Do
Al-Qur’an menggunakan kalimat retoris atau istifham taqriri atau taubikh, untuk menjelaskan mengenai adanya berita-berita yang didalamnya tak ada keraguan. Namun, sayang manusia kerap meragukannya. Karena itu, al-Qur’an menggunakan kalimat istifh
Pembentukan dan pembangunan Ibukota Nusantara (IKN) atau lebih lengkapnya Ibukota Negara Nusantara (IKN Nusantara), sudah menjadi keputusan politik bangsa Indonesia. Keputusan ini, satu sisi diapresiasi sebagai keberanian dalam menindaklanjuti gagasa